elitnesia.com l Banda Aceh - Aliansi Mahasiswa Pengawal Demokrasi Fakultas Adab dan Humaniora melakukan aksi demontrasi untuk menolak intervensi yang dilakukan oleh pihak dekan dan wadek III (tiga) Fakultas Adab dan Humaniora terhadap pemilihan ketua ormawa se-lingkungan FAH (Senin/15/03/21)
Panitia pemilihan ketua ormawa se fakultas Adab dan Humaniora atau KIP sudah terbentuk dengan sah oleh Senat Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora. Namun hadirnya panitia pemilihan baru oleh pihak dekanan fakultas dengan intervensi yang sangat kuat sehingga terjadi kecacatan hukum dan demokrasi mahasiswa di Fakultas Adab dan Humaniora.
Syakhlis Ilham Nursa sebagai koordinator aksi mengatakan, pihak dekan telah menghancurkan demokrasi mahasiswa di kampus.
"Dekan Fakultas Adab dan Humaniora beserta Wakil Dekan III telah melanggar demokrasi kampus dan melanggar aturan yang sudah ada. Sebenarnya mereka haruslah memihak kepada landasan hukum yang sah dan taat terhadap hukum. Maka dari itu kami ingin adanya keadilan terhadap demokrasi mahasiswa, panitia KIP yang sah adalah yang dibentuk oleh SEMA Fakultas, bukan KIP versi Dekan" jelasnya
Adapun point-point tuntutan nya ialah:
1. Pihak Dekanan jangan mengintervensi pemilihan ketua ORMAWA FAH.
2. Pihak Dekanan jangan mendengar pihak lain yang ingin mengkhianati demokrasi yang terbentuk sejak lama di Fakultas Adab dan Humaniora.
3. Pihak Dekanan wajib bersikap netral dan taat terhadap hukum sesuai aturan yang ditetapkan oleh Senat Mahasiswa FAH.
4. Mengesahkan semua keputusan yang ditetapkan oleh KIP yang mempunyai legalitas dan hukum yang sah.
5. Menuntut pihak Dekanan untuk bersikap tegas, dengan cara membubarkan KIP yang tidak mempunyai legitimasi hukum yang sah.
"Kami meminta Pak dekan segera memutuskan dan membubarkan KIP atau panitia pemilihan yang telah dibentuk olehnya sehingga mengakui keberadaan KIP yang telah dibentuk oleh pihak SEMA bahkan sebelumnya sudah disetujui oleh Wadek III melalui tanda tangannya" tambahnya
Koordinator Aksi ini meminta untuk segera membubarkan panitia pemilihan atau KIP yang telah dibentuk oleh dekan fakultas.
"Dekan dan Wadek III jangan banyak sekali retorika, jika KIP atau panitia pemilihan versi bapak tidak dibubarkan kami akan tetap melawan dan akan tetap melawan. Sambil mengutip kata-kata dari Soe Hoe Gie 'karena mendiamkan kesalahan adalah sebuah kejahatan, dan kejahatan wajib untuk di lawan, lawan, dan LAWAN' maka kami akan tetap lawan" ujar Syakhlis, Koordinator Aksi
Dekan Fakultas Adab dan Humaniora tidak mau menandatangi point-point tuntutan dari mahasiswa malah merespon bahwa perihal ini akan dibawa ke tingkat universitas, sedangkan pihak dari mahasiswa yang melakukan demo tidak menerimanya karena ini adalah ranah fakultas bukan universitas.
"Kami tidak menerima keputusan dekan untuk dibawa hal ini ke universitas, ini adalah masalah di fakultas. Jika begini menjadi pertanyaan besar bagi kami apakah orang-orang di fakultas Adab dan Humaniora tidak ada yang mampu dalam menyikapi konfilk ini?" tutup Syakhlis dengan tetap bersikeras melawan ketidakadilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar