Penelitian Biodiesel dilakukan oleh Mahasiswa Jurusan Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh (Unimal) Alfandy Anwar (180330050),Abdiansyah Putra(18030057), Dimas Sunaryo(180330005), Muhammad irfan (180330074) dan Dosen pengasuh Rachmawati Rusydi S.Pi.,M.Sc.
Biodiesel dapat ditulis tangan B100, yang menunjukkan bahwa biodesel tersebut murni 100% monoalkil ester, Biodiesel campuran ditandai dengan “BXX”, yang mana “ menyatakan persentasi komposisi biodiesel yang terdapat dalam campuran. B20 berarti terdapat biodiesel 20% dan minyak solar 80% ( juhdi, 2002).
Biofuel atau BBN menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan energi terbarukan karna memiliki potensi sumber daya yang sangat besar di Indonesia.
Dikatakan Mahasiswa Penelitian, Indonesia yang sejak dulu telah dikenal sebagai negara pertanian dengan berbagai jenis tanaman minyak nabati sangat cocok untuk mendukungx pengembangan biofule, meski begitu, pengembangan biofule di Indonesia masih menghadapi banyak kendala dan membutuhkan lebih banyak upaya untuk mengubah potensi menjadi keunggulan.
Biodiesel merupakan penyebab besar deforestasi, emisi gas rumah kaca dan hilangnya keanekaragaman hayati. Perkebunan kelapa sawit menghasilkan lebih banyak minyak perunit lahan dibandingkan tanaman alternatif. Kalangan industri sawit sering kali berargumen bahwa jika permintaan global untuk minyak nabati mesti terpenuhi dari kedelai, bunga matahari, dan kanola ( dan tidak oleh sawit ), maka lebih banyak lahan akan dibutuhkan, dan hal itu akan mendorong tingginya deforestasi.
Biodiesel berdampak juga pada lingkungan, dampak yang terlihat dari penggunaan biodiesel adalah menyebabkan penyumbatan filter atau kerusakan sistem injeksi bahan bakar mesin, struktur kimia rantai gandanya mudah teroksidasi, dan biodiesel secara signifikan lebih mahal.
Biodiesel memiliki beberapa keunggulan sebagai bahan bakar alternatif (Kementerian Negara Riset dan Teknologi 2006 dalam Sjahrul Bustaman, 2009).
Pertama, angka cetane tinggi (>50). Makin tinggi bilangan citane, makin cepat pembakaran dan makin baik efiensi termodinamisnya. Kedua, titik kilatnya tinggi, yakni sushu terendah yang dapat menyebabkan uap biodiesel menyaka, sehingga biodiesel lebih aman dari bahaya kebakaran pada saat disimpan maupun didistrubusikan dari pada solar.
Ketiga, tidak mengandung sulfur dan benzena yang mempunyai sifat karsinogen, serta dapat di uraikan secara alami. Keempat, menambah pelumasan mesin yang yang lebih baik dari pada solar sehingga memmperpanjang umur pemakaian mesin. Kelima, mudah dicampur dengan solar biasa dalam berbagai komposisi dan tidak memerlukan modifikasi mesin apapun. Keenam, mengurangi secara signifikan asap hitam dari gas buang mesin diesel, walaupun penambahan biodiesel ke dalam solar 5-1%.
"Dengan adanya teknologi biodisel, dapat membantu masyarakat dalam penyediaan bahan bakar. Namun dengan adanya alternatif itu tetap akan menyebabakan masalah baru dengan aspek lain, yaitu lingkungan/ alam sekitar. Dimana terjadinya penggundulan/ penebangan hutan secara besar – besaran. Yang akan mengakibatkan banyak lagi masalah baru. Solusi yang dapat diambil adalah dengan melakukan reboisasi secara besar pula di lahan – lahan yang tersedia. Dapat juga mengurangi penggunaan segala sesuatu yang membutuhkan bahan bakar",kata Mahasiswa Akuakultur.
Lebih lanjut Mahasiswa Akuakultur mengatakan bahwa saat ini biodisel memanglah sangat membantu untuk tujuan penyediaan bahan bakar, namun kami berpendapat bahwa kita harus lebih bijak dalam menggunakan sesuatu, baik itu bersifat menghabiskan maupun menyediakan. Kita tetap harus mengimbangi segala hal dalam menjaga lingkungan yang kita tempati saat ini, karena lingkungan menentukan kehidupan, Serta lingkungan dapat menjadikan kehidupan yang cerah dan sehat.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar