elitnesia.com l Banda Aceh - Ditengah-tengah pandemi Covid 19 yang sedang melanda Dunia umumnya khususnya Indonesia saat ini sehingga membuat beberapa aktivitas terbatasi.Semua itu tidak membuat Dewan Energi Mahasiswa Aceh (DEM ACEH) patah semangat dalam menjalankan Program kerja yang sudah di rancang.
Baru saja DEM ACEH menyelenggarakan kegiatan Diskusi Publik dengan tema “Menakar Potensi Besar Energi Aceh” yang dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Aceh (ESDM) Aceh, secara virtual.
Diskusi publik ini di ikuti ratusan peserta baik dari kalangan mahasiswa/i serta kalangan pemuda dan masyarakat secara langsung dan secara virtual dengan mematuhi protokol kesehatan. Selasa, (27/7/2021).
Ahlan Firdaus selaku ketua panitia mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama intelektual muda pentingnya kesadaran akan energi.
Dari kegiatan ini juga untuk mengetahui potensi Energi Fosil serta Energi Baru terbarukan dan juga untuk mengetahui rencana kinerja pemerintah aceh dalam mendorong ketahanan dan kemandirian di bidang energi yang ada di aceh. Ungkap Ahlan
Sementara itu, Presiden Dewan Energi Mahasiswa Aceh Mahasiswa (DEM) Aceh, Didi Supriadi dalam sambutannya menyampaikan provinsi Aceh merupakan daerah yang sangat kaya akan sumber daya alamnya dan itu bisa kita tinjau dari segi manapun.
Lebih lanjut didi menyebutkan, maka sangat di sayangkan jika kekakayaan sumber daya alam aceh tidak dinikmati oleh masyarakat aceh sendiri. Maka melalui forum diskusi ini harapannya semua elemen dapat berkalaborasi bersama dalam menegakkan kedaulatan energi.
Pemerintah Aceh menyatakan terus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) agar pengelolaan sumber energi bisa dilakukan oleh putra daerah. “Aceh memiliki potensi energi bumi yang begitu besar. Mulai dari energi minyak dan gas, listrik hingga energi baru terbarukan. Peluang Aceh sangatlah besar menjadi daerah yang menghasilkan berbagai sumber energi itu,”
Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh, Bpk. Mahdi Nur saat mewakili Gubernur Aceh, menyampaikan sambutan dalam diskusi publik menakar potensi besar energi Aceh yang digelar secara virtual oleh Dewan Energi Mahasiswa Aceh (DEM ACEH).
“Oleh karena itu, lemabaga pendidikan bidang energy harus kita perkuat agar mampu menghasilkan SDM tangguh untuk mengelola sumber daya alam tersebut,” tambahnya.
Mahdi menyebutkan, Di sektor migas, Aceh memiliki 12 wilayah kerja yang masih aktif. Sebanyak sembilan diantaranya menjadi kewenangan Aceh di bawah Badan Pengelolaan Migas Aceh. Sementara tiga lagi adalah kewenangan Pemerintah Pusat di bawah pengawasan SKK Migas.
“kedepan, akan ada 2 lagi wilayah kerja migas yang saat ini sudah selesai proses joint study dan akan segera dilelang yaitu Blok Meulaboh dan Blok Singkil,” kata Mahdi.
Lebih lanjut, Kini pengelolaan Blok “B” di Aceh Utara juga sudah menjadi kewenangan Aceh. Di mana telah melalui tahapan proses yang panjang hingga pengelolaannya beralih menjadi kewenangan Aceh yang akan dikelola oleh PT PEMA.“Intinya, untuk sektor Minyak dan Gas Bumi Aceh masih sangat potensial,” kata Mahdi.
Selain Migas, Aceh juga memiliki potensi energi baru terbarukan, seperti panas bumi (geothermal), energi air (hydro energy), energi matahari (solar energy), energi bayu atau angin (wind energy), serta bioenergi.“Semua potensi ini merupakan aset penting bagi Aceh untuk dikelola sebagai modal pembangunan di masa depan,” Tutur Bpk. Mahdi.
Praktisi Migas Aceh, Bpk. Said Malawi mengatakan, pengembangan potensi energi yang ada di Aceh membutuhkan tiga hal, yaitu, eksplorasi, penguatan sumber daya manusia (SDM) dan membuka investasi.
Pemerintah Aceh perlu memperkuat SDM dengan cara melakukan pelatihan dan sertifikasi generasi mudanya. Ia juga menyarankan agar pabrik PT. Arun yang dulu memproduksi migas besar di Aceh dimanfaatkan sebagai tempat pelatihan tersebut. "Kata Said Malawi"
Kemudian Akademisi Universitas Malikulsaleh,Bpk. DR. mohd. heikal, se., M.M mengatakan, untuk menuju kemandirian energi, aceh harus memiliki 4 pilar yang harus direncakan yaitu, Policy initiatives, Technology & Infrastruture, Market structures, dan Human capacity.
Pemerintah aceh harus mengembangkan kapabilitas dan talenta di sektor Energi yaitu, menjadikan perusahaan daerah menuju word-class institutions dengan mengembangkan talenta – talenta lokal yang unggul melalui kalaborasi dengan perguruan tinggi, mengembangkan Triple – Helix Model dalam rangka digital – capacity dan mendorong inovasi dan share experiences, mendorong pemberian insentif bagi internasional operators and service companies guna mendorong kegiatan-kegiatan R&D dan menjadikan aceh sebagai hubs di kawasan, serta membangun Partnership. Tutup Akademisi Unimal tersebut. (*)
Laporan: Rinaldi
Editor: Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar