elitnesia.com | BIREUEN - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengadakan Webinar Literasi Digital Chapter Bireuen pada Jum'at (30/07/2021).
Rangkaian Webinar Literasi Digital, Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 Sumatera II yang dimulai pukul 09.00 Wib hingga selesai dengan tema “Literasi Digital Dalam Meningkatkan Wawasan Kebangsaan ”
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan Informatika dan Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positi, kreatif dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya untuk mengidentifikasi hoax serta mencegahterpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet.
Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah, M.T., dalam sambutannya mengatakan tujuan
Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.
Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform.
Presiden RI, Ir.Joko Widodo juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
"Kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian, sebab tantangan diruang digital semakin besar seperti konten konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital",ujar Presiden Republik Indonesia,Ir.H.Joko Widodo.
Pemateri Perdana, Rana Rayendra (CEO dan Co-founder of @bicara.project), pada sesi Kecakapan Digital Rana memaparkan tema “Informasi Digital, Identitas Digital, Dan Jejak Digital Dalam Media Sosial”.
"Identitas, dan jejak digital saat ini sudah mudah ditemukan pada media sosial serta unggahan seseorang, media sosial paling populer dalam setahun ini ialah youtube, whatsapp, dan instagram, sifat pesan di media sosial diantaranya, massal, mudah diabadikan, dan selamanya",paparnya.
Rana juga memberikan Tips bermain media sosial dengan baik pada informasi, posting konten informatif serta bermanfaat, utamakan fakta, hindari hoax, SARA, dan pornografi. Pada identitas, ciptakan personal branding atau citra diri yang baik dan tunjukan potensi diri. Serta, pada jejak digital, tinggalkan jejak digital yang positif berupa unggahan dan komentar yang baik.
Dionysius Sentausa memberikan materi tentang keamanan Digital dengan tajuk “Phising: Apa Itu Dan Bagaimana Cara Menghindarinya?”.
Dikatakan Dion, phising merupakan tindakan sejenis social engineering dimana penyerang mengirimkan sebuah pesan yang didesain sedemikian rupa sehingga menipu korban untuk menyerahkan informasi sensitif atau menanamkan software berbahaya pada infrastruktur korban seperti ransomware.
"Jenis-jenis phising, antara lain email phising, spear phising, whaling atau CEO fraud, dan smishing. Email phising, pelaku mengirimkan email yang didalamnya terdapat link yang dapat di klik oleh korban. Spear phising, pelaku biasanya mendapatkan informasi dari sosial media atau website perusahaan. Informasi tersebut digunakan untuk lebih meyakinkan korban memakan umpan yang telah dibuat. Whaling atau CEO fraud, targetnya adalah orang yang mempunyai jabatan/posisi lebih tinggi. Hal ini dilakukan agar pelaku bisa menangkap orang-orang di bawah posisinya. Smishing, phishing dalam bentuk sms atau pesan. Pelaku mengirimkan link dalam bentuk pesan sms yang dapat diklik secara langsung oleh korban",jelas Dion yang juga sosok Web dan Mobile Developer Expert.
Kemudian Budaya Digital dibahas oleh Asmudi, S.Pd., M.Pd (Kabid Pembinaan SMP) dengan tema “Mengenalkan Budaya Indonesia Melalui Literasi Digital”.
Dikatakan Asmudi, Aspek kehidupan tidak terlepas dari penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Terjadi pergeseran pola pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam akses dan distribusikan informasi. Masyarakat indonesia akan semakin mudah dalam mengakses informasi melalui berbagai platform teknologi digital yang menawarkan inovasi fitur dari medium komunikasi yang kian interaktif.
"mengenalkan budaya Nusantara di era digital dapat dilakukan dengan kemasan teknologi modern yang dikemas lewat media digital akan mengubah citra serta pandangan terhadap budaya itu sendiri. Literasi digital itu penting karena membuat kita sebagai pengguna media digital menjadi lebih kritis, kreatif, inovatif, memecahkan masalah, serta berkolaborasi dengan banyak orang",tuturnya.
Dalam mempelajari literasi digital, manfaatnya dapat menghemat waktu, menghemat biaya, belajar menjadi lebih cepat, memperoleh informasi dengan cepat, memperluas jaringan, membuat keputusan yang lebih baik, dan memperkaya keterampilan. Literasi budaya berbasisi digital, meliputi melek informasi, gaya hidup, kemasan teknologi modern, serta konten dan kreasi menarik.
Sementara Narasumber terakhir membahas tentang Etika Digital, materi ini dipaparkan oleh Dr. Marwan Hamid, M.Pd (Rektor Universitas Almuslim Bireuen).
Dalam hal ini, Dr.Marwan Hamid,M.Pd mengangkat tema “Cara Berinteraksi Dan Berkolaborasi di Ruang Digital Sesuai Etika”.
"Interaksi merupakan proses komunikasi dua arah antar pengguna terkait mendiskusikan ide, topik, dan isu dalam ruang digital. Pada media digital, interaksi bersifat sosial. Hasil yang diharapkan adalah interaksi yang sehat dan menghangatkan. Kolaborasi merupakan proses kerjasama antar pengguna untuk memecahkan masalah bersama. Konten pada media digital adalah produksi budaya, karena terdapat interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antar pengguna di dalamnya. Sehingga, karya yang dihasilkan dapat dikatakan sebagai karya seni bersama",paparnya.
Lebih lanjut, Rektor Umuslim ini mengatakan, dibutuhkan yang namanya etika representatif, yaitu memilih subjek sebagai representasi dari masyarakat dunia nyata.
Beberapa pertanyaan yang menjadi pertimbangan ketika seseorang ingin berinteraksi, partisipasi, dan kolaborasi dalam menciptakan karya di ruang digital, diantaranya haruskah seseorang meminta izin kepada pihak-pihak yang akan dicatut namanya, gambar, atau videonya? mengapa?, serta bagaimana jika kita melihat hasil karya kita sudah baik, namun orang lain melihatnya tidak layak? apakah yang membuatnya berbeda? Mengapa?.
Webinar diakhiri, oleh Sri Ayu Wahyuni (Influencer dengan Followers 10 Ribu), Sri menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa Indonesia sekarang makin cakap digital.
"Dimana-mana orang sudah menggunakan internet bahkan di seluruh dunia. Sampai sekarang pun internet salah satu media sosial yang sering di gunakan oleh seluruh masyarakat indonesia maupun para pelajar. Internet sebagai sarana mencari informasi dan berbagi informasi. Dengan internet masyarakat dapat berkomunikasi secara online, bisa juga sebagai sarana pengenalan budaya Indonesia", tuturnya.
Internet juga sangatlah penting untuk situasi di era pandemi seperti ini. Apalagi bagi para pelajar dan para guru. Dengan adanya internet mempermudah siswa atau pelajar bisa mencari informasi tentang sekolah di internet. Maka dari itu pergunakanlah internet dengan baik dan benar. Gunakan lah internet untuk sarana pembelajaran dengan mengakses hal-hal yang positif. (Rel/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar