Sebagai Keynote Speaker adalah Walikota Banda Aceh yaitu, H. Aminullah Usman, SE.Ak., MM., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021, Kamis (26/08/2021) sekira pukul 13.30 WIB hingga selesai.
FADHIL, S.Sos.,MM Kadis Komunikasi, Informatika Dan Statistik Banda Aceh, pada sesi KECAKAPAN DIGITAL yang memaparkan tema “POSITIF, KREATIF DAN AMAN DI INTERNET”. Dalam pemaparannya, Fadhil menjelaskan alasan orang mengakses internet adalah update informasi, pekerjaan, ada waktu luang, sosialisasi, pendidikan, bisnis dan hiburan. Untuk menjadi positif dan kreatif di internet, Fadhil menjelaskan untuk berkarya melalui internet, akses konten yang bermanfaat, hapus malware atau iklan yang tidak bermanfaat, validasi link dan atur waktu ber internet. Untuk aman berinternet menurut Fadhil atur privasi, waspada dalam berbagi informasi, membuat password yang kuat dan ingat bahwa postingan bersifat permanen dimana postingan masih dapat di ungguh orang lain walau sudah di hapus. Tips untuk melindungi data pribadi maka pilih aplikasi yang aman, gunakan VPN saat menggunakan wifi publik, update versi terbaru dan buat kata sandi yang unik.
Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL, oleh IMAN DARMAWAN, STPraktisi Publik Speaking yang mengangkat tema “JANGAN ASAL SETUJU KETAHUI DAHULU PRIVASI DAN KEAMANANNYA”. Iman Iman secara singkat menjelaskan bahwa privasi (data) dan keamanan adalah barang berharga. Maka berhati hatilah, selalu waspada dan tetap menjaga serta melindungi harta kita di dunia maya dari serangan digital. Untuk itu menurut Iman, pahami do and don’t, baca selalu dan pahami term & condition, dan selalu update Literasi Digital juga artficial intelegent.
Sesi BUDAYA DIGITAL, oleh ZULFIKAR TAQIUDDIN, S.Sn,M.T Dosen Universitas Syah Kuala Banda Aceh dengan materi “BANGUN DEMOKRASI DI MEDIA SOSIAL”. Zulfikar menjelaskan tentang adanya pergeseran media yang dahulu melalui tv, koran, radio, saat ini ke media sosial. Dengan hadirnya media sosial, lahir pula budaya dan kultur baru di tengah masyarakat, lewat media sosial aspirasi suara generasi milenial bisa sampai ke ranah publik. Sejumlah politisi melakukan demokrasi dengan media sosial berupa demokrasi mobilisasi. Media sosial adalah wadah untuk berekspresi dalam mengemukakan pendapat, kritikan sampai penghasutan. Maka berdemokrasilah dengan sehat baik melalui media sosial maupun media lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL, oleh WAHYU SAPUTRA Ketua KNPI Aceh yang mengangkat tema “BEBAS NAMUN TERBATAS BEREKSPRESI DI MEDIA SOSIAL”. Wahyu menjelaskan kebebasan berekspresi adalah hak asasi yang menjadi ciri negara demokrasi dengan diberikan batasan batasan tertentu. Jenis informasi yang dilarang seperti pornografi, ujaran kebencian, hoax, SARA dan sebagainya. Maka sebaiknya lakukan think before posting, saring sebelum sharing, dan ikuti metode kata T (true), H (helpful), I (Information), N (needed) dan K (Kind).
Webinar diakhiri, oleh influencer YANI YULIANTI yang mengingatkan agar sealu mengikuti aturan dalam mengekspersikan diri di media sosial, dimana beberapa kasus para influencer lebih banyak hatersnya dibanding followersnya karena terlalu over acting dalam menyampaikan kritik, eksrpesi dan kata kata yang kurang bijak. Banyak lagi kasus serupa yang menjadi kita sadar bahwa apapun yang kita lakukan di media sosial atau di internet akan meninggalkan jejak permanen.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar