elitnesia.com | LHOKSUKOEN - 15 Oktober merupakan Hari Perempuan Pedesaan Seluruh Dunia yang diperingati oleh aktivis dan pemerhati keadilan terhadap perempuan di seluruh dunia.
Gagasan ini juga dikemukakan pada saat Konferensi Dunia Keempat tentang Perempuan di Beijing, Cina, pada tahun 1995, diusulkan agar 15 Oktober diperingati sebagai “Hari Perempuan Pedesaan Sedunia,".
Hari Perempuan Pedesaan Internasional pertama kali diperingati pada tanggal 15 Oktober 2008, peringatan hari ini dilakukan dalam rangka memberi penghargaan bagi peran perempuan pedesaan untuk meningkatkan pembangunan pertanian, pedesaan, ketahanan pangan, dan memberantas kemiskinan pedesaan.
Azizah ketua HIMASA Universitas Malikussaleh mengatakan, Perempuan merupakan investasi, aset dan potensi bangsa yang dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan kemampuan dan keahliannya.
Dalam rangka pembangunan dan pemberdayaan perempuan sangat erat
dengan upaya peningkatan kualitas generasi penerus bangsa, karena perempuan adalah pendidik utama bagi anak-anak bangsa dalam sebuah keluarga.
Lanjutnya , Saat ini problem yang di hadapi perempuan belum terpecahkan tingginya jumlah buta huruf pada kelompok perempuan.Akibatnya, angkatan kerja perempuan lebih sulit mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan laki-laki.
Kondisi kesehatan perempuan di desa lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki ,Kemiskinan dan rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan bisa jadi merupakan sebab dari buruknya kesehatan perempuan.
Menurut nya, ada sejumlah hambatan yang dihadapi perempuan pedesaan seperti Tradisi, sikap, dan prasangka yang menolak partisipasi perempuan dalam kegiatan ekonomi, sosial dan politik hambatan-hambatan legal. Keterbatasan akses terhadap pendidikan formal, yang berdampak pada tingginya jumlah buta huruf pada perempuan.Beban kesehatan pada saat kehamilan, kekurangan makanan dan gizi.
Perlu diketahui jumlah penduduk perempuan di indonesia berada di angka 118.010.413 jiwa (49,70%) Ini artinya bukan jumlah yang sedikit maka perlu ada nya perhatian khusus dari pemerintah terhadap akses keadilan dan kemakmuran perempuan.
Ia menambahkan bahwasanya dampak langsung yang dihadapi perempuan seperti ketidakadilan dan masih banyak terjadinya Kemiskinan ekonomi terhadap kaum perempuan;subordinasi pada salah satu jenis sex, yang umumnya pada kaum perempuan,pelabelan negatif (stereotype) terhadap jenis kelamin tertentu, terutama terhadap kaum perempuan, kekerasan yang pada umumnya dialami oleh perempuan; Karena peran gender perempuan adalah mengelola rumah tangga, banyak perempuan menanggung beban kerja domestik lebih banyak dan lebih lama.
Maka dari itu kami mengharap kan kepada seluruh spektrum masyarakat, perempuan yang di kota dan desa, budayawan perempuan, cendekiawan perempuan, Ustadzah, Santriwati dan Mahasiswa dan semua golongan yang tidak bisa saya sebut kan satu persatu untuk bersama sama membangun poros perjuangan yang tidak bisa lagi kita diamkan.
"Ketika perempuan sudah bersuara untuk keadilan maka negara harus segera menyelesaikan persoalan,"tutupnya.(Ril/*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar