• Jelajahi

    Aplikasi (1) Artis (3) Covid 19 (1) Daerah (550) Hukum (83) Internasional (187) Kampus (57) Lifestyle (16) Nasional (275) Politik (72)
    Copyright © elitnesia.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Ka.Prodi KPI UIN Ar-Raniry Jadi Pembicara di Acara Dialog Melawan Framing Terhadap Aceh

    07 November 2021, 11:04 WIB Last Updated 2021-11-11T12:05:39Z
    elitnesia.com l Banda Aceh - Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol Aceh) gandeng Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh gelar Fokus Group Discussion dengan tema "Dialog Melawan Framing Terhadap Aceh" di Grand Permatahati, Meuraxa, Kota Banda Aceh, Sabtu (6/11).

    Kacamata peliput di lokasi, turut hadir mewakili Kesbangpol Aceh Mustafa selaku kepala bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Ormas, Azman ketua Prodi KPI, Hasan Basri dan Bukhari selaku narasumber. Acara ini juga melibatkan 30 mahasiswa dari beberapa Universitas dari wilayah kota Banda Aceh dan sekitarnya.

    Dalam sambutan pembukaan FGD, Kabid Kesbangpol, Mustafa memberikan apresiasi dan demi Aceh yang lebih baik, kami akan menyampaikan beberapa masukan yang kita ulas melalui FGD ini. Oleh sebab itu, selaku generasi cinta masa depan Aceh, mari kita berkontribusi dan mengontrol Aceh dalam berbagai lini,  katanya.

    "Harapan kami kepada generasi muda dapat memberikan masukkan-masukkan yang nantinya akan kita sampaikan kepada pimpinan kita Apa yang harus kita lakukan", ucap Mustafa.

    Hal senada juga diungkapkan Ketua Program Studi Azman, M.I.Kom. Dirinya mengatakan FGD memberikan pemahaman kepada mahasiswa untuk menjadi agen yang memberantas hoax dan mendorong budaya literasi pada masyarakat Aceh yang selama ini terkesan lemah dalam hal tersebut.

    "Mahasiswa harus menjadi garda depan yang memberantas hoax dan mendorong budaya literasi kepada masyarakat, ini penting dan wajib kita laksanakan", sebut Azman.

    Sehingga, ketika kita mendapat informasi, berita, opini, dari berbagai fasilitas publik dan media, kiita tidak serta-merta menshare tanpa mengadopsi dan menelaah lebih jauh. Hal ini kalau dibiarkan bisa membahayakan orang lain, keluarga bahkan membahayakan Aceh sekaligus, tutur Azman.

    Dalam paparan materi, Azman juga mengajak mahasiswa belajar dari belakangan ini menimpa Aceh. Seperti kasus Canon di Pulau Banyak yang kenyataannya berbanding terbalik dari yang diberitakan.

    "Jadilah generasi yang bisa menyambut baik informasi dan menyebarkan ke khalayak yang sifatnya edukatif serta solutif kepada masyarakat", demikian Azman. (*)
    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini