M. Arif Ibrahin (Aktivis literasi -Koboyers) |
Opini,- Kabupaten Bireuen baru saja melaksanakan ajang pemilihan duta wisata, pemilihan ini terus dilaksanakan setiap tahunnya. Pemilihan yang dilaksanakan ini kemudian melahirkan putra-putri yang dianggap mempuni menjadi ikon pariwisata dan kebudayaan kabupaten Bireuen, duta wisata sebagai brand ambassador.
Para pemenang yang sudah resmi menjadi duta wisata, barang kali tidak diragukan lagi soal pengetahuan kepariwisataannya, sedikit banyaknya mungkin selama karantina berlangsung ilmu-ilmu soal pariwisata sudah dipelajari oleh para finalis.
Para duta ini harus mempersiapkan agenda-agenda kepariwisataan untuk kemudian menjadikan eksistensi duta wisata tidak seperti tahun yang sudah-sudah, hidup segan mati tak mau. Kematian esensi dari duta wisata dapat mencederai tubuh duta wisata sendiri.
Mereka harus tahu betul, bahwa tugas seorang duta wisata tidaklah segampang yang dibayangkan oleh calon-calon peserta, tetapi tugasnya jauh lebih kompleks dalam urusan mempromosikan daya tarik dari setiap objek wisata dan lain sebagainya.
Tentu keberadaan duta wisata masih melekat stigma negatif diantara pemuda-pemuda progresif di kota santri ini. Kemudian, bila pemilihan ini hanya sebagai formalitas aja, maka lebih baik kabupaten ini menarik diri dalam artian, berhenti melaksanakan pemilihan duta wisata yang akhirnya sia-sia.
Selanjutnya, duta wisata harus benar-benar berkoordinasi dengan Disporapar Bireuen, apa-apa saja program yang akan dijalankan kedepannya. Kemudian para duta wisata tidak hanya berpaku pada wisata kuliner yang pada dasarnya memang sudah dikenal oleh khalayak ramai. Tanpa duta wisata, sate matang sudah dikenal oleh wisawatan.
Jangan jadikan duta wisata sebagai ajang pemilihan yang akan menjadi sebuah aib kedepannya "menjadi duta wisata adalah aib".
Dan pun Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata kabupaten Bireuen harus berkomitmen penuh terhadap pengembangan kepariwisataan Bireuen, tentu bersama duta wisata yang telah terpilih sebagai mitra.
Menghadirkan duta wisata sebagi ikon pariwisata dan Kebudayaan, mereka yang sudah meraih gelar "duta" Harus bertanggungjawab atas apa yang sudah diamanahkan. Tidak mengapa bila kalah dalam pemilihan tingkat provinsi, tetapi ia memiliki konstribusi terhadap kemajuan pariwisata Bireuen.
Bayangkan saja, kalau sudah tidak punya konstribusi apa-apa terhadap pariwisata di Bireuen, lantas untuk apa meraih kekalahan di tingkat provinsi. Jangan jadikan pemilihan duta wisata ini sebuah aib bagi adik-adik kita kedepannya yang akan mendaftar sebagai duta wisata. Mereka tidak mau jadi duta wisata malu nantinya.
Nama : M. Arif Ibrahin (Aktivis literasi -Koboyers)
Editor : Saiful Bahri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar