• Jelajahi

    Aplikasi (1) Artis (3) Covid 19 (1) Daerah (550) Hukum (83) Internasional (187) Kampus (57) Lifestyle (16) Nasional (275) Politik (72)
    Copyright © elitnesia.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Seni Tradisi Sebagai Warisan Budaya Menciptakan Varian Baru Dalam Teater

    10 Desember 2023, 13:30 WIB Last Updated 2023-12-10T06:30:24Z
    Seni Tradisi Sebagai Warisan Budaya Menciptakan Varian Baru Dalam Teater


    Elitnesia.id|Padang Panjang,- “ Di dalam buku ini mencoba untuk mengambil ruang teater tradisi menjadi teater modern atau kekinian.  Seni tradisi sebagai warisan budaya, tidak memusnahkan tradisi, tetapi mengembangkannya ke modern dengan menciptakan varian-varian baru di teater.  Sulaiman Juned dalam buku ini tidak sekadar meceritakan seni menjadi inspirasi, tetapi gagasan tradisional bisa seni atau  perilaku seperti  kuliner, sikap mental orang aceh menginspirasi. 


    Seniman modern sering kali meminjam bentuk, motif, atau tema dari seni tradisional untuk menciptakan karya yang bersifat modern dan kontemporer. Memperkaya  generasi baru untuk melihat  ternyata seni tradisi itu bisa menjadi seni yang lebih modern dan lebih kontemporer.

     

    Keseimbangan antara inovasi dan tradisi menciptakan dialog antara masa kini memungkinkan karya seni menjadi jembatan antar generasi. Generasi masa kini  beranggapan tradisi itu kuno hanya untuk ditonton orang tua. Ternyata yang ditonton orang tua dapat menjadi inspirasi menjadi kontemporer untuk dinikmati oleh generasi sekarang.” Ujar Sahrul, Kritikus teater, Dosen PascaSarjana ISI Padangpanjang dalam diskusi buku: “Teater Memungut Gagasan Tradisional Jadi Karya Modernitas Karya Sulaiman Juned” di moderatori Muhammad Subhan, yang digelar Ruang Baca Rimba Bulan Padang Panjang bekerja sama dengan Sekolah Menulis elipsis, dan Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang, Sabtu (9/12/2023), di Ruang Baca Rimba Bulan, Silaing Bawah, Kota Padang Panjang. 


    Sedangkan Dr. Dharminta Soeryana mengungkapkan Konsep  yang ditawarkan penulis tentang dramaturgi bagaimana meramu sebuah pertunjukan. 

    Pertunjukan itu sangat spesial. terkadang pertunjukan sering disalahkan dengan alasan karena kurang tepat menjadinkonsumen anak-anak, remaja atau bukan konsumen anak muda. Ujar Dosen Teater ISI Padangpanajang.


    Dharminta Menambahkan, Bicara tentang Tradisi dan modern, di buku  ini ada kiat-kiat membuat naskah drama berangkat dari tradisi lalu mengarap naskah tersebut dalam bentuk pertunjukan.  Di buku ini juga dijelaskan  teater-teater rakyat tidak menggunakan naskah, tetapi mampu digarap dengan baik. 

    Apakah teater modern berangkat dari teater tradisi  atau teater tradisi menumpang di teater modern agar tidak mati. Selama ini teater modern mengatakan kami selalu ikut membesarkan teater tradisi , karena kami mengambil beberapa bagian yang ada apakah makna, gayanya ke dalam bentuk pertunjukan teater modern ada dijabarkan di dalam buku ini.


    Selain itu, di dalam buku ini dijelaskan bagaimana mengarap dari teater tutur Adnan PM TOH yang seorang tokoh teater tutur lalu digarap dalam bentuk modern? Peristiwa-peristiwa sosial, bukan cerita yang dibangun teater tutur itu, lalu diadopsi dalam bentuk garapan. Bukan isi garapan, isi garapan misalnya perdamaian di Aceh, Tsunami atau sebagainya.


    Memaknai kata memungut, memungut, gagasan, atau menyeleksi berbagai fenomena, untuk mampu memungut, menuliskan lalu mengarap tentunya harus membaca buku ini dengan tuntas. 

    Penulis buku juga membahas perihal kritikus. Kritikus itu bagaimana menjembati pikiran-pikiran sutrada ke penonton, tidak ada pertanyaan pertunjukan tidak sesuai dengan status sosial atau kultur masyarakat. Teater di Sumatera Barat agak meredup mungkin karena kritikus kurang. 

    Ada statement penulis  yang menarik, 'Sebuah naskah drama belum selesai kalau belum dipentaskan'

     sehingga setelah membuat naskah bukan untuk disimpan, artinya naskah dibuat untuk dipentaskan. Ujar Dharminta Soeryana yang juga sutradara teater. 


    Seniman Teater dari Kota Padang, Armeyn Sufhasril mengatakan, Buku-buku teater seperti ini memang perlu dilahirkan, baik bentuk apresiasi maupun kumpulan tulisan. Dunia literasi  harus melahirkan gagasan-gagasan baru.  Kreator sebagai pekerja terpengaruh dengan seni tradisi atau kehidupannya yang diracik menjadi pertunjukan. Sulaiman Juned melalui buku ini penulis menjelaskan konseptual yang berangkat dari teater tutur. Juga

    seberapa penting kritikus teater dari sebuah kritik yang menghasilkan karya. Paparnya.


     Sastrawan dan kritikus teater Ubai Dillah Al Anshori mengatakan Buku ini menambah wawasan saya yang berkecimpung di ruang seni, dan perkembangan teater tradisi jadi teater modern menjadi hal menarik untuk diulas lebih luas lagi. Ucapnya. (*/Sarah)

    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini