Elitnesia.id|Bireuen, – Pemerintah Desa Cot Puuk, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, menggelar Rembuk Stunting Gampong 2024 pada Kamis (12/12/2024). Acara ini menjadi upaya konkret dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting, terutama di tingkat desa.
Hadir dalam kegiatan ini, Camat Gandapura Azmi, S.Ag, Kepala Desa Cot Puuk A. Thaleb, Kepala Puskesmas Gandapura, bidan desa, penyuluh KB, kader kesehatan, dewan guru PAUD/TK Multazam, serta sejumlah tokoh masyarakat.
Keuchik A. Thaleb dalam sambutannya menegaskan komitmen pemerintah desa untuk terus mendukung program percepatan penurunan stunting. Ia juga mengumumkan rencana pembangunan rumah gizi yang akan digabung dengan polindes pada 2025.
“Kami tidak boleh lelah dalam menangani stunting. Para kader kesehatan desa harus terus semangat. Insya Allah, tahun depan kita akan membangun rumah gizi sebagai salah satu fasilitas penunjang,” ujarnya.
Sinergi Antar Sektor
Camat Gandapura Azmi, S.Ag, dalam arahannya menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam upaya penurunan angka stunting. Menurutnya, stunting bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi semua pihak harus terlibat, termasuk keluarga sebagai pilar utama.
“Imunisasi dasar lengkap dan pemberian ASI eksklusif menjadi langkah awal yang wajib dipenuhi. Semua elemen masyarakat harus bekerja sama, mulai dari pusat hingga desa,” jelas Azmi.
Data dan Langkah Konkret
Sekretaris Puskesmas Gandapura, Muntasir, SKM, menjelaskan bahwa kader kesehatan desa, Tim Pendamping Keluarga (TPK), dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) memiliki peran penting. Mereka bertugas memantau kesehatan calon pengantin, ibu hamil, hingga balita, terutama pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
KPM Cot Puuk, Almunadia, A.Md.Kep, melaporkan bahwa saat ini terdapat dua balita stunting di Desa Cot Puuk per Agustus 2024. “Alhamdulillah, tidak ada kasus baduta stunting. Namun, dua balita stunting ini harus segera mendapat imunisasi dasar lengkap untuk memastikan mereka sehat,” ungkapnya.
Usulan Program Penanganan
Koordinator Pendamping Desa Kecamatan, Jamaluddin, S.Pd.I, mengajak seluruh peserta rembuk untuk menyusun daftar kegiatan strategis sebagai bagian dari upaya penurunan stunting.
“Kegiatan ini harus diintegrasikan dengan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Program seperti pemberian makanan tambahan lokal, kelas ibu hamil KEK, dan pelatihan kader posyandu harus diusulkan untuk mempercepat penanganan stunting,” katanya.
Hasil Rembuk Stunting
Rembuk Stunting Desa Cot Puuk menghasilkan sejumlah usulan prioritas, seperti:
1. Lanjutan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal.
2. Penyelenggaraan kelas ibu hamil KEK dan balita stunting.
3. Peningkatan kapasitas kader posyandu balita dan remaja.
Rembuk ini menjadi langkah awal dalam penguatan komitmen desa untuk mencegah dan menurunkan angka stunting, demi masa depan generasi yang lebih sehat dan produktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar