Muhammad Arid atau yang kerap di sapa Abiet bang, aktivis Gerakan Koboy Book. |
Elitnesia.id|Opini ,- Pesta demokrasi di Bireuen telah selesai. Para pemimpin baru terpilih, dan janji-janji kampanye masih menggantung di langit-langit ingatan rakyat. Namun, satu hal yang tetap setia menemani kita di Geulanggang Teungoh: jalan berlubang yang telah naik level menjadi arena off-road.
Setiap pagi, warga yang melintasi jalan ini seolah sedang mengikuti kompetisi motocross. Bukan sekadar berkendara, kita ditantang untuk menavigasi lubang-lubang yang tersebar secara acak, seolah dirancang khusus untuk melatih refleks dan keseimbangan. Jika Anda tidak memiliki keahlian seperti pembalap profesional, bersiaplah untuk meluncur bebas—ke dalam lubang, tentu saja. Namun, lain hal nya bagi pengendara malam hari, bisa-bisa mepula pingkui atau naik kaki atas langit.
Pemilu memang beres, tetapi lubang di jalan tetap bertahan dan bahkan bertambah. Apakah ini bentuk setia kawan jalan raya kepada kita warga negara? Ataukah ini metafora bahwa ada "lubang" lain yang tak terlihat dalam sistem kita? Mungkin lubang-lubang ini adalah pengingat bahwa pembangunan bukan hanya soal anggaran, tetapi juga soal prioritas dan tanggung jawab.
Jika saja jalan berlubang ini bisa bicara, mungkin ia akan berujar: "Aku di sini untuk menguji seberapa besar ketahanan mu, rakyat Bireuen, khususnya masyarakat Geulanggang." Atau mungkin ia akan berkata, "Jangan hanya lihat aku, lihat siapa yang seharusnya memperbaiki aku."
Tapi mari berpikir positif. Jalan ini, meski menyulitkan, sebenarnya mengajarkan kita nilai kehidupan: berhati-hati, bersabar, dan jangan terlalu cepat puas dengan permukaan yang tampak mulus. Siapa tahu, di balik janji mulus, ada lubang yang lebih dalam. Barangkali, jalan yang berlubang harus diperbanyak di jalanan kita, alih-alih lulus ujian SIM, kita dapat ikut ajang balap motor trail tingkat nasional.
Pemimpin baru telah terpilih, harapan telah digantungkan. Semoga, sebelum kita semua menjadi ahli motocross dadakan, ada perhatian serius untuk memperbaiki jalan di kabupaten Bireuen, khususnya jalan elak Geulanggang Teungoh. Karena seberat apa pun lubang di hati, lubang di jalan tetap lebih membahayakan.
Penulis : Muhammad Arid atau yang kerap di sapa Abiet bang, aktivis Gerakan Koboy Book
Redaksi : Ipul pedank laut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar