Elitnesia.id|Banda Aceh – Menteri Politik Hukum dan Keamanan (Menpolhukam) BEM Universitas Syiah Kuala (USK), Aidil Syahputra, menyoroti polemik terkait penunjukan Alhudri sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh.
Polemik ini bermula dari pernyataan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang menduga adanya permainan politik di balik pergantian Plt Sekda Aceh. Dugaan ini mencuat dalam rapat paripurna pengucapan sumpah dan pelantikan Wakil Ketua DPRA dari Fraksi Golkar pada malam sebelumnya. Selain itu, Ketua DPRA juga mengungkap adanya indikasi maladministrasi dalam penerbitan Surat Keputusan (SK) Plt Sekda tertanggal 12 Februari 2025. Ia bahkan menuding keterlibatan Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah (Dek Fad), serta Bendahara DPD Partai Gerindra Aceh, T. Irsyadi, sebagai pihak yang diduga berperan dalam penunjukan dan penerbitan SK tersebut.
Aidil Syahputra menilai bahwa sebagai tokoh publik dan pimpinan DPRA, seharusnya Ketua DPRA dapat menyelesaikan persoalan ini dengan bijak tanpa mengeluarkan pernyataan yang terlalu keras, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
"Seharusnya, sebagai tokoh publik, Ketua DPRA bisa menyelesaikan persoalan ini dengan baik tanpa harus memberikan pernyataan yang keras hingga menjadi tontonan publik. Hal ini terlihat tidak elok dan tidak pantas untuk disampaikan secara terbuka," ujar Aidil.
Sementara itu, beberapa politisi, khususnya dari Fraksi Gerindra, menilai bahwa pengangkatan Alhudri sudah sesuai dengan prosedur dan tidak melanggar aturan yang berlaku. Mereka menegaskan bahwa SK pengangkatan Alhudri ditandatangani oleh Muzakir Manaf selaku Gubernur Aceh.
Aidil menyoroti bahwa konflik antara lembaga legislatif dan eksekutif ini telah menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Ia mempertanyakan apakah tidak ada sosok lain yang bisa diajukan sebagai Sekda definitif, mengingat Aceh memiliki banyak tokoh yang layak untuk menduduki jabatan tersebut.
“Kisruh antara legislatif dan eksekutif saat ini telah menjadi tontonan masyarakat Aceh dan bahan perbincangan di warung kopi. Jika ketidakharmonisan ini terus berlanjut dan hanya menimbulkan kegaduhan, apakah tidak ada sosok lain yang lebih pantas untuk diusulkan? Aceh tidak kekurangan figur yang berkualitas untuk mengisi jabatan Sekda,” tutup Aidil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar