• Jelajahi

    Aplikasi (1) Artis (3) Covid 19 (1) Daerah (550) Hukum (85) Internasional (187) Kampus (57) Lifestyle (16) Nasional (276) Politik (74)
    Copyright © elitnesia.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Pencegahan Stunting di Jangka: Lima Desa Jadi Lokus Prioritas

    06 Februari 2025, 12:24 WIB Last Updated 2025-02-06T05:24:59Z

     


    Elitnesia.id| Bireuen, – Kecamatan Jangka menggelar Rembuk Stunting tahap I tahun 2025 dengan tema "Melalui Konvergensi Pencegahan Stunting Kita Wujudkan Sumber Daya Manusia yang Unggul". Kegiatan yang berlangsung di Aula Kantor Camat Jangka pada Kamis (6/2/2025) ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting melalui intervensi lintas sektor.


    Camat Jangka, Alfian, S.Sos., dalam sambutannya menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak dini, terutama bagi calon pengantin. Ia mengingatkan bahwa kesiapan sebelum menikah, termasuk dalam hal kesehatan dan gizi, menjadi faktor penting dalam mencegah stunting pada anak yang akan dilahirkan.


    "Kami meminta keuchik untuk mendata calon pengantin di desa masing-masing dan melaporkannya ke puskesmas. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan edukasi dan sosialisasi terkait pernikahan sehat serta pentingnya gizi sebelum kehamilan," ujar Alfian.


    Dalam kegiatan ini, lima desa di Kecamatan Jangka ditetapkan sebagai lokus intervensi, yakni Gampong Lamkuta, Barat Lanyan, Alue Bie Pusong, Alue Baye Utang, dan Pulo Seuna. Penetapan ini didasarkan pada data prevalensi stunting dan rekomendasi tenaga kesehatan setempat.


    Hadir dalam acara ini perwakilan dari Pemerintah Kabupaten Bireuen, Dinas Kesehatan, DPMG-PKB, kepala puskesmas, tokoh masyarakat, keuchik, serta Ketua TP3S desa.




    Salah satu langkah konkret yang diusung dalam rembuk ini adalah Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbasis Pangan Lokal. Program ini bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi bagi ibu hamil dan anak-anak yang berisiko mengalami stunting, dengan rincian:


    • Ibu hamil: 120 hari

    • Balita gizi kurang: 56 hari

    • Balita underweight: 14 hari

    • Balita dengan keterlambatan pertumbuhan: 14 hari


    Pola pemberian makanan dalam program ini mengikuti siklus tujuh hari, dengan enam hari makanan kudapan dan satu hari makanan lengkap. Kader desa bertugas mengolah makanan yang kemudian diawasi oleh Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas, sebelum disalurkan langsung kepada penerima manfaat.


    Program ini diharapkan tidak hanya memberikan bantuan makanan tambahan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat dan peran keluarga dalam mendukung pertumbuhan anak.


    Kepala Puskesmas Jangka menegaskan bahwa pencegahan stunting harus dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah desa, tenaga kesehatan, hingga masyarakat.


    "Intervensi ini akan berjalan efektif jika ada kerja sama yang baik dari semua pihak. Kami berharap program ini dapat menjadi langkah nyata dalam menurunkan angka stunting di Kecamatan Jangka," ujarnya.


    Dengan adanya Rembuk Stunting ini, diharapkan semakin banyak pihak yang terlibat dalam upaya pencegahan stunting, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh sehat dan menjadi sumber daya manusia yang unggul.


    Sumber : Ipul pedank laut

    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini